Minggu, 17 Februari 2013

HPLC (High Performance Liquid Cromatrography)


Pengertian HPLC

Kromatografi cair berperforma tinggi (high performance liquid chromatography, HPLC) merupakan salah satu teknik kromatografi untuk zatcair yang biasanya disertai dengan tekanan tinggi. HPLC digunakan untuk memisahkan molekul berdasarkan perbedaan afinitasnya terhadap zat padat tertentu. Cairan yang akan dipisahkan merupakan fasa cair dan zat padatnya merupakan fasa diam (stasioner). Teknik ini sangat berguna untuk memisahkan beberapa senyawa sekaligus karena setiap senyawa mempunyai afinitas selektif antara fasa diam tertentu dan fasa gerak tertentu. Dengan bantuan detector serta integrator kita akan mendapatkan kromatogram. Kromatogram memuat waktu tambat serta tinggi puncak suatu senyawa.



1      JENIS- JENIS HPLC
Pemisahan dengan HPLC dapat dilakukan dengan fase normal (jika fase diamnya lebih polar dibanding dengan fase geraknya) atau fase terbalik (jika fase diamnya kurang non polar dibanding dengan fase geraknya). Berdasarkan pada kedua pemisahan ini, sering kali HPLC dikelompokkan menjadi HPLC fase normal dan HPLC fase terbalik.
Selain klasifikasi di atas, HPLC juga dapat dikelompokkan berdasarkan pada sifat fase diam dan atau berdasarkan pada mekanisme sorpsi solut, dengan jenis-jenis HPLC sebagai berikut:
1 .      Kromatografi Adsorbsi
2 .      Kromatografi fase terikat
3 .      Kromatografi penukar ion
4 .      Kromatografi Pasangan ion
5 .      Kromatografi Eksklusi Ukuran
6 .      Kromatografi Afinitas

   Beberapa kegunaan dari HPLC :
·         HPLC dengan prinsip kromatografi banyak digunakan pada industri farmasi dan pestisida.
·         Zat- zat dengan kepolaran berbeda yaitu antara sedikit polar sampai polar dapat dipisahkan dengan HPLC berdasarkan partisi cair-cair
·         Asam-asam nukleat dapat dipisahkan dengan kolom penukar ion yang dikombinasikan dengan kolom butiran berlapis zat berpori.
·         Morfin, heroin dan semacamnya telah dapat dipisahkan dengan rezin Zipax-SAX.
·         Dapat memisahkan vitamin- vitamin yang larut dalam air.
·         Digunakan untuk menentukan berat molekul polimer dan masalah-masalah biokimia.
·         Dapat digunakan untuk memurnikan dan mengidentifikasi suatu senyawa.

   Kelebihan dan Kekurangan Dalam Penggunaan HPLC
Dengan adanya HPLC tentunya sangat membantu dalam proses kromatografi. Berikut merupakan kelebihan dari alat HPLC antara lain:
·         Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran dengan daya memisah yang tinggi.
·         Dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan analisis.
·         Dapat digunakan bermacan-macam detektor dengan kepekaan yang tinggi.
·         Kolom dapat digunakan kembali.
·         Waktu analisa cukup singkat.
·         HPLC dapat digunakan untuk isolasi zat yang tidak mudah menguap dan zat yang tidak stabil.
·         Dapat menganalisis sampel yang kecil kuantitasnya.
·         Teknik HPLC dapat dilakukan pada suhu kamar.



Pada prinsipnya kerja HPLC adalah sama yaitu pemisahan analit-analit berdasarkan kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan tertentu sebagai fasa geraknya. Yang paling membedakan HPLC dengan kromatografi lainnya adalah pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak. Campuran analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya dan kecepatannya untuk sampai kedektetor (waktu retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada spectrum yang puncak-puncaknya terpisah.
1.      Pompa
Pompa pendeteksian tetap dapat dibedakan menjadi pompa torak dan pompa semprit. Pompa torak menghasilakan aliran yang berdenyut jadi memerlukan peredam denyut atau peredam elektronik untuk menghasilkan garis alas detector yang stabil jika detector peka terhadap aliran. Pompa semprit menghasilkan aliran yang tak terbatas.
2.      Injector
Cuplikan harus dimasukan kedalam pangkal kolom (kepala kolom), diusahakan agar sedikit mungkin terjadi gangguan pada kemasan kolom. Ada dua ragam utama aliran henti dan pelarut mengalir. Ada 3 macam system injector, yaitu:
a. Stop flow : aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir, system tertutup dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan karena difusi di dalam cairan kecil dan resolusi tidak dipengaruhi.
b. Septum : septum yang digunakan pada KCKT sama dengan yang digunakan pada kromatografi gas. Injector ini dapat digunakan pada kinerja sampa 60 – 70 atmosfir. Tapi septum ini tidak tahan dengan semua pelarut-pelarut kromatografi cair. Partikel kecil dari septum yang terkoyak (akibat jarum injector) dapat menyebabkan penyumbatan.
c. Loop vaive : tipe injector ini umumnya digunakan untuk menginjeksi volume lebih besar dari 10ยต dan dilakukan dengan cara automatis (dengan menggunakan adaptor yang sesuai, volume yang lebih kecil dapat diinjeksikan secara manual). Pada posisi load, sampel diisikan ke dalam loop pada kinerja atmosfir, bila valve difungsikan, maka sampel akan masuk dalam kolom.

3.      Kolom
Kolom merupakan jantung kromatograf. Keberhasilan atau kegagalan analisis bergantung pada pilihan kolom dan kondisi kerja yang tepat. Kolom dapat dibagi menjadi kolom analitik dan kolom preparative.
4.      Detector
Detector diperlukan untuk mengindera adanya komponen cuplikan di dalam eluen kolom dan mengatur jumlahnya. Detector yang baik sangat peka, tidak banyak berderau, rentang tanggapan liniernya lebar dan menggapai semua jenis senyawa.
Jenis-jenis detector :


·         UV/Vis
·          Retraktif indeks (RI) detector
·          Konduktifitas decetor
·                 Elektroimia detector
·                 PDA
·                 ELSD
·                 MSdectetor


5.      Fase gerak
Fase gerak memiliki syarat-syarat :


·           Murni, tanpa cemaran
·           Tidakbereaksi dengan kemasan
·           Sesuai dengan detector
·           Dapat melarutkan cuplikan
·           Mempunyai viskositas rendah
·           Memungkinkan memperoleh dengan mudah cuplikan jika diperlukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar